“Di dalam
setetes air, terdapat berjuta manfaat”. Itulah sebuah pesan singkat dari
kakak-kakak perwakilan HEMISPER, ketika siswa-siswi SMAIT Insantama mengunjungi
kampus FPIK IPB dalam rangka simulasi menjelang LKMA, Selasa 15/5 yang lalu.
Di kampus itu,
kami mendengarkan kuliah umum tentang FPIK serta berbagai macam potensi-potensi
laut Indonesia yang indah luar binasa aduhai banjeetts (sumpay, lebay). Bukan
cuma indah, berdasarkan perhitungan dari para ahli, sebenarnya laut Indonesia
itu bisa memberi kontribusi besar untuk APBN dan mensejahterakan masyarakt
Indonesia. Swear, ga pake boong. But, sekarang pertanyaannya adalah,
kenapa masih banyak masyarakat Indonesia yang miskin? Bahkan, para nelayannya
juga ikutan miskin. Sebenarnya, apa yang terjadi dengan Indonesia?
Kalo jawaban
khas Insantama-nya sih, mungkin ya, mungkin kira-kira, “Itu mah, karena
sistemnya yang salah! Dengan sistem yang seperti ini, membuat pemerintah ga
tegas buat ngurusin rakyat. Apalagi, kalo udah berurusan sama Tuannya, yaitu
Amerika n konco-koncone. Beukh, Indonesia tuh dah kayak boneka, disuruh apa-apa
nurut sama Tuannya, ga pake berontak! Kalo ikan, udah klepek-klepek
kale. Termasuk dalam dunia kelautan, kekayaan alam Indonesia dikeruk cuman buat
keuntungan Asing. Sisanya? Sebagian besar dikorupsi pejabat, sebagian kuueeecil
cuman buat nelayan. Hmm.. kurang lengkap tuh derita…”
Yah, ga cuman
diungkapin tentang potensi dan fakta-fakta tentang laut Indonesia beserta suka
dukanya, tapi kita juga disajiin fakta-fakta tentang krisis air dunia. Kita
diajak buat peduli terhadap sesama, salah satunya dengan menghemat penggunaan
air. Karena, di luar sana masih buaaanyak yang kekurangan air. Cuman buat mandi
aje susahnya na’udzubillah…
So, tibalah
acara persentasi dari teman-teman (teman?) kami tentang LKMA(Latihan
Kepemimpinan dan Manajemen tingkat Akhir) ke Malaysia. Merupakan saudara Akmal
yang berkoar-koar dengan Bahasa Arabnya yang faseeeh abiis dan saudari Latifah
dengan Englishnya yang belibet kayak kabel. Pokoke, mantablah! Sampe-sampe,
kakak-kakak dari HEMISPER bilang, baru ngeliat persentasi anak SMA make dua
bahasa gitu. Ckckck… (halah, lebay).
Abis persentasi
dan Ishoma, kita dibagi menjadi 6 kelompok, n diajak pusing-pusing keliling
kampus FPIK IPB, ditemenin sama kak Dede, Presiden HIMASUPERINDO dan kak.. yang
satu lagi tuh.. (lupa namanya, pokoknya gituulah). Beuh, nih kampus bener-bener
guedhi, padahal baru satu fakultas. Saking gedenya, buat orang yang ga tau
jalan dan pertama kali dateng, mungkin bakalan bingung, bahkan terseset.
Weleh-weleh… Kalo ngeliat tangganya, udah kayak ngebayangin tangga asrama
Hogwarts yang ribet menjulang ke atas (hmm.. imajinasi tingkat tinggi.. aseek).
Namanya juga pusing-pusing, mulai dari perpustakaan, tempat penelitian
makhluk-makhluk laut, tempat pengawetan, tempat alat-alat penelitian, kolam,
kamar mandi, sampe kantin pun kita datengin. (ujung-ujungnya mah jajaan). Nah,
di sinilah menurut saya momen yang, bisa dikatakan suatu momen penting.
Soalnya, waktu kita lagi duduk-duduk di kantin, kak Dede bercerita tentang
salah seorang Mahasiswa IPB yang berkekurangan, tapi amat sangat kaya dalam
bermimpi. Mulai dari bisa kuliah, bisa jadi yang terbaik, sampe pergi ke Jepang
juga dia impiin. Setiap impiannya, dia catet di kertas dan ditempel di tempat yang
gampang keliatan. Setiap impiannya terwujud, ia coret satu per satu. Dan
kenyataannya, dimulai dari bermimpi dan berusaha, setiap apa yang dia inginkan
dapat tercapai. Bukankah Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya? So, jangan
takut untuk bermimpi.. Yah, intinya kira-kira begitu…
Sesaat setelah
kak Dede memberikan kata-kata peledak itu, beliau mendapatkan sms untuk kembali
ke tempat pertama kali kita berkumpul. Ya sudahlah, mungkin, petualangan kita
berakhir dulu sampai di sini. Setelah penyampaian kesan, pesan(termasuk
oleh-oleh) dan foto-foto, kami segera pamit kepada tuan rumah. Yah, masa’ iya
mau nginep…
Dan dari
perjalanan pulang sampe keesokan harinya, anak-anak pada teparrr… pastinya,
karena capek. Huehehe [Al_Fatih1453]
siswa ikhwan SMAIT Insantama di auditorium FPIK IPB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar