Thought become things, apa
yang dipikirkan, itulah yang terjadi. KEYAKINAN! Ya, menurut saya, itulah penyebab utama kemenangan
Chelsea kontra Bayern Munchen dalam laga Final Champions League 2012.
Sebenarnya sih, jujur aja, saya
bukan pendukung Chelsea atau pun Munchen, melainkan pendukung Manchester United
(siapa yang nanya?). Dan waktu nonton pertandingan finalnya, ga dukung siapa-siapa,
cuman mau ngeliat strateginya aja, hehe..
Hingga menit ke-80, score tetep imbang,
0-0, sampai akhirnya Thomas Muller berhasil menjebol jala Chelsea melalui
tandukannya di menit ke-83. Jujur aja, saya aja yang bukan pendukung
siapa-siapa, apalagi Chelsea, merasa PESIMIS kalo Chelsea bisa menang. “Udah
deh, pasti Munchen yang menang..” itu kata hati saya. “Ini Champions.. apa yang
bisa diperbuat Chelsea dalam 7 menit terakhir?”
But, dengan KEYAKINAN yang
kuat, Chelsea membuat keajaiban. Tandukan Drogba di menit ke-88 berhasil
menyamakan kedudukan. Sekali lagi, ini karena faktor KEYAKINAN! Lega? Pastinya!
Dan sampai turun minum, score masih imbang, 1-1. Hingga laga harus (sebenarnya
ga harus sih..) dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.
Drogba menjebol gawang munchen? karena KEYAKINAN!
Pertama, coba bayangin, andaikata
SEMANGAT berjuang, KEYAKINAN, dan MENTAL JUARA Chelsea jatuh setelah Munchen
menjebol gawang Chelsea di menit-menit akhir menjelang pertandingan usai,
Apakah Drogba akan menjebol gawang Munchen? Tidak!
Jiwa mereka pasti akan berkata,
“Ini sudah menit akhir pertandingan. Apa yang bisa kita lakukan? Keajaiban?
Sudahlah, Munchen pasti menang!” Bayangkan, jika saat itu Chelsea seperti itu,
apakah mereka akan terus berjuang? Tentu tidak.
Oke, kita lanjut ke babak
perpanjangan waktu. Di babak ini, Munchen mendapatkan hadiah pinalti yang
dieksekusi oleh Robben. Bayangin aja, pinalti! Saya aja yang ngeliat hal seperti
itu, ternganga dan bergumam, “Ini mah, pasti masuk! Apalagi kalo yang
ngeksekusi si Robben. Tendangan sekenceng itu gimana ga masuk?”
Dan alhasil?
Ternyata, nasib juga berkata lain. Tendangannya gagal, dan Robben frustasi. Bayangkan,
andaikata saat itu Petr Cech PESIMIS bahwa tendangan itu digagalkan olehnya,
alias YAKIN kalo tendangan Robben bakal masuk, apakah tendangan itu bakal ditangkis
olehnya? Saya yakin, pasti tidak.
Selesai sampai
di situ? Ternyata laga berlanjut ke babak adu pinalti. Ckckck...
Dan di sini
juga, faktor KEYAKINAN berperan besar, terutama bagi Chelsea. Bayangin, nendang
pinalti, di hadapan mereka ada ratusan pendukung Munchen. Di Allianz Arena
lagi! Beuhh... Itu tekanan mental pertama, yang untuk orang biasa bisa bikin
mental drop, bahkan menyerah kalah sebelum bertanding. Apalagi, setelah
tendangan pertama Juan Mata berhasil dimentahkan oleh Neuer. PESIMIS? Untuk
orang biasa yang bukan bermental juara, pasti! Apalagi, kalo ngeliat 3
eksekutor pertama Munchen, semuanya sukses. Tambah PESIMIS? Pasti! Dan orang
biasa, pasti berujar, “Kalo udah seperti ini, pasti Munchen yang menang!”
tanpa KEYAKINAN, mustahil Petr Cech dapat menangkap bola!
Dan
kenyataannya? Ternyata, 2 eksekutor berikutnya, GAGAL! Dan Chelsea berhasil
menjadi juara. Andaikata, saat itu Chelsea, terutama Petr Cech, PESIMIS menang
dan YAKIN bahwa 2 eksekutor berikutnya akan sukses, apakah 2 eksekutor terakhir
akan berhasil? Pasti! Hei, hei, jangan remehkan kemampuan alam bawah sadar.
Ketika kita PESIMIS akan apa yang kita inginkan, maka tubuh kita juga akan
PESIMIS secara otomatis! Mau ngapa-ngapain jadi MALES, karena ga punya HARAPAN,
GA YAKIN! Sebaliknya, kalo kita OPTIMIS, otomatis hormon-hormon tubuh juga
langsung meledak, memunculkan SEMANGAT dan KEYAKINAN untuk bisa meraih apa yang
kita inginkan. Dan sekali lagi, ini karena faktor KEYAKINAN! Thought become
things!
Gagal, karena tidak YAKIN!
Satu pelajaran
juga yang bisa saya ambil dari Bastian Schweinsteiger. Coba liat apa yang dia
lakukan ketika Robben ingin mengeksekusi pinalti? Ya, dia duduk membuang muka,
ga berani ngeliat. Kesimpulannya? Dia ga YAKIN sama tim dan dirinya sendiri.
Dan hasilnya, bisa diliat jelas kok ketika dia gagal mengeksekusi pinalti
terakhir. Karena ga YAKIN, dia gagal. Coba liat mukanya setelah itu, betapa
depresinya dia.
Dan saya pikir,
kalo cuman modal KEYAKINAN ga pake ACTION, ga bakal berhasil. Contohnya aja,
kalo kita udah yakin bakal lulus ulangan, tapi ga belajar dan cuman duduk
nunggu wangsit atawa durian jatoh, ya udah. Mo nunggu sampe 1000 taun kalo ga
pake ACTION juga ga bakalan berhasil. Begitu pun dengan ACTION sampe 100 kali
tapi 0 KEYAKINAN, ga bakal berhasil! Sebaliknya, 1 ACTION 1 KEYAKINAN,
Kemungkinan besar berhasil! Dan itulah yang selama ini diterapkan oleh
orang-orang sukses. Apa jadinya kalo waktu perang Badar, kaum Muslim ga YAKIN
menang? Apa jadinya pula, kalo Thomas Alfa Edison ga YAKIN kalo temuannya
berhasil? Apa jadinya pula, kalo pemimpin ga YAKIN sama anak buahnya, atau
kebalikannya? Apa jadinya, dalam satu tim ga ada rasa saling PERCAYA? Dan apa
jadinya, kalo Chelsea ga YAKIN bakal menang?
Dan sekali
lagi, YAKIN + ACTION, itulah salah satu kunci kesuksesan. Thought become
things! Bukankah Allah selalu seperti prasangka hamba-Nya? Dan menurut
saya, YAKIN + ACTION adalah penyebab kemenangan Chelsea. Ada pendapat lain?
Yah, bukan cuman Chelsea, termasuk penaklukan Roma oleh umat Islam. Tak terbantahkan lagi, kalau umat Islam berani ACTION+YAKIN, maka penaklukan Roma dan tegaknya Khilafah tinggal menghitung jari. Hehe.. [Al_Fatih1453]
Yah, bukan cuman Chelsea, termasuk penaklukan Roma oleh umat Islam. Tak terbantahkan lagi, kalau umat Islam berani ACTION+YAKIN, maka penaklukan Roma dan tegaknya Khilafah tinggal menghitung jari. Hehe.. [Al_Fatih1453]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar