Sabtu, 19 Mei 2012

Inilah penyebab kemenangan Chelsea!


Thought become things, apa yang dipikirkan, itulah yang terjadi. KEYAKINAN!  Ya, menurut saya, itulah penyebab utama kemenangan Chelsea kontra Bayern Munchen dalam laga Final Champions League 2012.


Sebenarnya sih, jujur aja, saya bukan pendukung Chelsea atau pun Munchen, melainkan pendukung Manchester United (siapa yang nanya?). Dan waktu nonton pertandingan finalnya, ga dukung siapa-siapa, cuman mau ngeliat strateginya aja, hehe..
Hingga menit ke-80, score tetep imbang, 0-0, sampai akhirnya Thomas Muller berhasil menjebol jala Chelsea melalui tandukannya di menit ke-83. Jujur aja, saya aja yang bukan pendukung siapa-siapa, apalagi Chelsea, merasa PESIMIS kalo Chelsea bisa menang. “Udah deh, pasti Munchen yang menang..” itu kata hati saya. “Ini Champions.. apa yang bisa diperbuat Chelsea dalam 7 menit terakhir?”
But, dengan KEYAKINAN yang kuat, Chelsea membuat keajaiban. Tandukan Drogba di menit ke-88 berhasil menyamakan kedudukan. Sekali lagi, ini karena faktor KEYAKINAN! Lega? Pastinya! Dan sampai turun minum, score masih imbang, 1-1. Hingga laga harus (sebenarnya ga harus sih..) dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.

Drogba menjebol gawang munchen? karena KEYAKINAN!

Pertama, coba bayangin, andaikata SEMANGAT berjuang, KEYAKINAN, dan MENTAL JUARA Chelsea jatuh setelah Munchen menjebol gawang Chelsea di menit-menit akhir menjelang pertandingan usai, Apakah Drogba akan menjebol gawang Munchen? Tidak!
Jiwa mereka pasti akan berkata, “Ini sudah menit akhir pertandingan. Apa yang bisa kita lakukan? Keajaiban? Sudahlah, Munchen pasti menang!” Bayangkan, jika saat itu Chelsea seperti itu, apakah mereka akan terus berjuang? Tentu tidak.
Oke, kita lanjut ke babak perpanjangan waktu. Di babak ini, Munchen mendapatkan hadiah pinalti yang dieksekusi oleh Robben. Bayangin aja, pinalti! Saya aja yang ngeliat hal seperti itu, ternganga dan bergumam, “Ini mah, pasti masuk! Apalagi kalo yang ngeksekusi si Robben. Tendangan sekenceng itu gimana ga masuk?”
Dan alhasil? Ternyata, nasib juga berkata lain. Tendangannya gagal, dan Robben frustasi. Bayangkan, andaikata saat itu Petr Cech PESIMIS bahwa tendangan itu digagalkan olehnya, alias YAKIN kalo tendangan Robben bakal masuk, apakah tendangan itu bakal ditangkis olehnya? Saya yakin, pasti tidak.
Selesai sampai di situ? Ternyata laga berlanjut ke babak adu pinalti. Ckckck...
Dan di sini juga, faktor KEYAKINAN berperan besar, terutama bagi Chelsea. Bayangin, nendang pinalti, di hadapan mereka ada ratusan pendukung Munchen. Di Allianz Arena lagi! Beuhh... Itu tekanan mental pertama, yang untuk orang biasa bisa bikin mental drop, bahkan menyerah kalah sebelum bertanding. Apalagi, setelah tendangan pertama Juan Mata berhasil dimentahkan oleh Neuer. PESIMIS? Untuk orang biasa yang bukan bermental juara, pasti! Apalagi, kalo ngeliat 3 eksekutor pertama Munchen, semuanya sukses. Tambah PESIMIS? Pasti! Dan orang biasa, pasti berujar, “Kalo udah seperti ini, pasti Munchen yang menang!”
tanpa KEYAKINAN, mustahil Petr Cech dapat menangkap bola!

Dan kenyataannya? Ternyata, 2 eksekutor berikutnya, GAGAL! Dan Chelsea berhasil menjadi juara. Andaikata, saat itu Chelsea, terutama Petr Cech, PESIMIS menang dan YAKIN bahwa 2 eksekutor berikutnya akan sukses, apakah 2 eksekutor terakhir akan berhasil? Pasti! Hei, hei, jangan remehkan kemampuan alam bawah sadar. Ketika kita PESIMIS akan apa yang kita inginkan, maka tubuh kita juga akan PESIMIS secara otomatis! Mau ngapa-ngapain jadi MALES, karena ga punya HARAPAN, GA YAKIN! Sebaliknya, kalo kita OPTIMIS, otomatis hormon-hormon tubuh juga langsung meledak, memunculkan SEMANGAT dan KEYAKINAN untuk bisa meraih apa yang kita inginkan. Dan sekali lagi, ini karena faktor KEYAKINAN! Thought become things!
Gagal, karena tidak YAKIN! 
Satu pelajaran juga yang bisa saya ambil dari Bastian Schweinsteiger. Coba liat apa yang dia lakukan ketika Robben ingin mengeksekusi pinalti? Ya, dia duduk membuang muka, ga berani ngeliat. Kesimpulannya? Dia ga YAKIN sama tim dan dirinya sendiri. Dan hasilnya, bisa diliat jelas kok ketika dia gagal mengeksekusi pinalti terakhir. Karena ga YAKIN, dia gagal. Coba liat mukanya setelah itu, betapa depresinya dia.
Dan saya pikir, kalo cuman modal KEYAKINAN ga pake ACTION, ga bakal berhasil. Contohnya aja, kalo kita udah yakin bakal lulus ulangan, tapi ga belajar dan cuman duduk nunggu wangsit atawa durian jatoh, ya udah. Mo nunggu sampe 1000 taun kalo ga pake ACTION juga ga bakalan berhasil. Begitu pun dengan ACTION sampe 100 kali tapi 0 KEYAKINAN, ga bakal berhasil! Sebaliknya, 1 ACTION 1 KEYAKINAN, Kemungkinan besar berhasil! Dan itulah yang selama ini diterapkan oleh orang-orang sukses. Apa jadinya kalo waktu perang Badar, kaum Muslim ga YAKIN menang? Apa jadinya pula, kalo Thomas Alfa Edison ga YAKIN kalo temuannya berhasil? Apa jadinya pula, kalo pemimpin ga YAKIN sama anak buahnya, atau kebalikannya? Apa jadinya, dalam satu tim ga ada rasa saling PERCAYA? Dan apa jadinya, kalo Chelsea ga YAKIN bakal menang?
Dan sekali lagi, YAKIN + ACTION, itulah salah satu kunci kesuksesan. Thought become things! Bukankah Allah selalu seperti prasangka hamba-Nya? Dan menurut saya, YAKIN + ACTION adalah penyebab kemenangan Chelsea. Ada pendapat lain?
Yah, bukan cuman Chelsea, termasuk penaklukan Roma oleh umat Islam. Tak terbantahkan lagi, kalau umat Islam berani ACTION+YAKIN, maka penaklukan Roma dan tegaknya Khilafah tinggal menghitung jari. Hehe.. [Al_Fatih1453]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar