Jumat, 04 Januari 2013

Setetes Air yang Mengubah Dunia


Ini bukan kisah tentang Ibnu Hajar yang terinspirasi oleh air yang ngelobangin batu, bukan kisah tsunami yang ngancurin Jepang dan Aceh, bukan pula kisah air-air yang lain. Kalau biasanya air itu bermanfaat dan dibutuhkan, berbeda dengan air yang satu ini. Ia hina, ia dibuang. Ia hanyalah sampah yang tak dibutuhkan, bahkan menjadi barang mainan yang diperjualbelikan. Akan tetapi, dengan kehinaannya,
dengan segala keterbatasannya, ia bisa menaklukkan dunia. Yup, inilah kisah tentang kita, diri kita, penciptaan kita dan potensi kita.  Setetes air yang merubah dunia. Itulah kita.
Setetes air mani yang hina, itulah asal mula penciptaan kita. Bukan dari protein yang tersambar petir, bukan pula dari kera seperti yang diungkapkan oleh Darwin. Percaya atau pun tidak, itulah yang dibuktikan oleh Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan saat ini. Tapi, bukan itulah yang ingin ana bahas. Lalu?
Entah kapan ide ini melesat di dunia fikiran ana, tapi yang pasti, inilah ungkapan ana mengenai keadaan manusia saat ini yang bener-bener mengenaskan. Gimana enggak, kalo ternyata manusia saat ini bener-bener miskin motivasi. Buktinya? Buaannnyaaak. Seabreg-abreg dah pokoknya. Banyak remaja zaman sekarang yang kalo gagal ujian, apalagi gagal lulus UN, langsung naik tiang gantungan cuman buat ngerasain yang namanya mati. Seolah-olah, hidupnya selama ini ga berguna. Hidupnya selama ini cuman buat dapet nilai bagus, lulus, trus sukses. Yah, seminimal-minimalnya sih stress setengah idup.
Lebih lucu lagi, kalo mereka sampe stress and modar cuman gara-gara yang namanya cinta. Begitu diputusin pacarnya, seolah dunia tinggal dia sendiri. Nyehh, lebay! Di kalangan pelajar juga, banyak yang stress dan merasa buooodhoh cuman gara-gara nilanya jelek dalam bidang akademis. Hmm... korban sistem ini namanya. Padahal siapa tau, kalo di bidang non-akademis, seperti musik misalnya, temen-temen sekolahnya ga ada yang bisa nyaingin dia. Bukankah kecerdasan itu maknanya luas? 
Contoh lainnya, banyak di antara kita yang stress gara-gara ga masuk universitas yang kita inginkan. Atau, kalo udah lulus PT, gaaaak dapet-dapet kerja. Yang udah dapet kerja, malah plin-plan masalah PHK. Orang yang ngelamar jadi pejabat, stress gara-gara ga kepilih. Padahal, duit ratusen jeti dah dia korbanin cuman buat nyalon. Nyalon doang...
Ana bukan peramal, ana bukan ahli nujum. Ana bukan dukun apalagi tuyul. Tapi, kalo ngeliat banyak orang yang ngerasa gagal dan merasa ga bakalan pernah sukses, lalu akhirnya jatuh dan tak pernah bangkit lagi, satu hal yang bisa ana tarik sebagai benang merah. Yups, banyak dari kita yang miskin motivasi. Kita ga nyadar, walaupun  kita hanyalah setetes air yang hina, tapi kita bisa mengubah dunia dengan potensi kita.
Ya, mereka miskin motivasi.
Ya, mereka ga sadar kalo mereka punya potensi yang lebih.
Ya, mereka telah memenjarakan potensi mereka untuk menjadi sesuatu yang luar biasa.
Ga percaya? Coba liat diri kita. Bagi yang stress gara-gara mumet pelajaran, ngerasa bahwa dirinya adalah sebodoh-bodohnya orang bodoh di antara semua orang yang paling bodoh, maka kita perlu bertanya, apa yang telah kita lakukan untuk mencapai apa yang kita inginkan? Tidak ada? Jelas apa yang kita inginkan mustahil untuk menjadi nyata! Atau, kita sudah banyak berbuat tapi ga ada hasil? Apakah sudah maksimal? Maka, bagi yang sudah memaksimalkan usahanya untuk meraih apa yang ia inginkan, maka berbahagialah, karena itu adalah kesuksesan yang sesungguhnya. Jika kita belum puas, maka Insya Allah, apa yang kita dapat, itulah yang terbaik bagi kita.


air yang lemah bisa ngubah bangunan kokoh jadi ancur lebur.. Tapi manusia yang sama-sama dari air bisa membangun kembali bangunan yang lebih hebat. wew...

Kadang, apa yang telah kita dapatkan, itulah hasil cerminan diri kita. Kita mendapatkan sesuatu yang “wow banget”, itu karena hasil usaha tak kenal menyerah. Walaupun banyak orang yang  mendapatkannya keliatan gampang, tapi, kadang kita ga pernah ngeliat prosesnya. Bisa jadi, kegampangan orang tersebut terjadi gara-gara dia udah terbiasa melakukan itu. Jadi, ga ada yang bener-bener sempurna, ga ada yang udah hebat dari sononya. Tapi, semua keluarbiasaan itu muncul melalui proses yang juga luar biasa. Itulah hasil dari pengembangan potensi yang berubah menjadi kebiasaan. Ga ada orang yang berbakat, karena kita, semua manusia, berasal dari air yang hinanya sama, dan diberikan potensi dan otak yang sama. Otak kita, potensi kita, sama dengan Einstein, Imam Syafi’i, Edison dan tokoh-tokoh terkenal lainnya. Tak ada perbedaan, tak ada pengecualian. Yang berbeda, hanyalah prosesnya. Ketika seseorang yang memiliki potensi yang sama dengan kita, menjadi ‘jenius’ dan membiarkan potensinya sia-sia, maka ke’jeniusan’nya pasti hilang. Berbeda dengan orang yang memiliki potensi sama, tapi terus menerus mengembangkan potensinya, maka suatu saat nanti ia pasti akan menjadi orang-orang luar biasa yang bahkan melebihi para jenius sebelumnya.
So, itulah kita, air yang dapat merubah dunia. Sama-sama hina, sama-sama berpotensi. Yang berbeda hanyalah proses untuk meraih sukses. Satu orang yang selalu mengambil pelajaran dalam hidupnya akan memliki kesuksesan yang berbeda dengan orang yang selalu menjadikan hidupnya hambar, berlalu tanpa hikmah. Ga percaya?  
Siapa yang ga tau Thomas Alfa Edison? Halaah, kamsupay daaah. Seseorang yang dicap idiot, tapi bisa merubah dunia dengan potensinya. Siapa juga yang ga tau Ibnu Hajar? Mungkin, dia adalah sebodoh-bodohnya orang bodoh di antara semua orang yang puaaaaaling bodoh. Tapi siapa sangka, terinspirasi dari air lemah yang dapat melubangi batu yang kuat, maka ia merubah proses suksesnya. Dan akhirnya, ia benar-benar jadi ulama yang sukses. Dan masih ada seabreg-abreg kisah orang-orang rendahan yang akhirnya sukses gara-gara bisa ngambil hikmah dari apa yang terjadi pada diri dan lingkungannya. Pada akhirnya pun, mereka dapat mengalahkan orang-orang sombong di atasnya. Bahkan, sesukses-suksesnya orang ketika ia ga ngejaga kesuksesannya, maka ia pasti akan jatuh juga.
Jadi, siapa pun kita, mau pelajar, pengemis, pengusaha, karyawan, sama-sama berasal dari air yang hina yang memiliki potensi yang sama, otak yang sama dan asal yang sama. Siapa pun kita, pasti bisa menaklukkan dunia. Jadi, sebodoh-bodohnya orang bodoh di antara semua orang bodoh yang paling bodoh, pasti bisa sukses kalo berusaha.
So, don’t cry, don’t be shy and don’t be galau. Nikmati aje, karena apa yang kita perbuat hari ini, itulah kita di masa depan. Dunia masih luas bro! Masih banyak kok orang yang lebih menderita dari kita. Jadi, kenapa kita ga mensyukuri apa yang ada? He he he... [Al_Fatih1453]





Tidak ada komentar:

Posting Komentar