Ini bukan kisah tentang Ibnu
Hajar yang terinspirasi oleh air yang ngelobangin batu, bukan kisah tsunami
yang ngancurin Jepang dan Aceh, bukan pula kisah air-air yang lain. Kalau
biasanya air itu bermanfaat dan dibutuhkan, berbeda dengan air yang satu ini.
Ia hina, ia dibuang. Ia hanyalah sampah yang tak dibutuhkan, bahkan menjadi
barang mainan yang diperjualbelikan. Akan tetapi, dengan kehinaannya,
dengan
segala keterbatasannya, ia bisa menaklukkan dunia. Yup, inilah kisah tentang
kita, diri kita, penciptaan kita dan potensi kita. Setetes air yang merubah dunia. Itulah kita.
Setetes air mani yang hina,
itulah asal mula penciptaan kita. Bukan dari protein yang tersambar petir,
bukan pula dari kera seperti yang diungkapkan oleh Darwin. Percaya atau pun
tidak, itulah yang dibuktikan oleh Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan saat ini.
Tapi, bukan itulah yang ingin ana bahas. Lalu?
Entah kapan ide ini melesat di
dunia fikiran ana, tapi yang pasti, inilah ungkapan ana mengenai keadaan
manusia saat ini yang bener-bener mengenaskan. Gimana enggak, kalo ternyata
manusia saat ini bener-bener miskin motivasi. Buktinya? Buaannnyaaak. Seabreg-abreg
dah pokoknya. Banyak remaja zaman sekarang yang kalo gagal ujian, apalagi gagal
lulus UN, langsung naik tiang gantungan cuman buat ngerasain yang namanya mati.
Seolah-olah, hidupnya selama ini ga berguna. Hidupnya selama ini cuman buat
dapet nilai bagus, lulus, trus sukses. Yah, seminimal-minimalnya sih stress
setengah idup.
Lebih lucu lagi, kalo mereka
sampe stress and modar cuman gara-gara yang namanya cinta. Begitu diputusin
pacarnya, seolah dunia tinggal dia sendiri. Nyehh, lebay! Di kalangan pelajar
juga, banyak yang stress dan merasa buooodhoh cuman gara-gara nilanya jelek
dalam bidang akademis. Hmm... korban sistem ini namanya. Padahal siapa tau,
kalo di bidang non-akademis, seperti musik misalnya, temen-temen sekolahnya ga
ada yang bisa nyaingin dia. Bukankah kecerdasan itu maknanya luas?
Contoh lainnya, banyak di antara
kita yang stress gara-gara ga masuk universitas yang kita inginkan. Atau, kalo
udah lulus PT, gaaaak dapet-dapet kerja. Yang udah dapet kerja, malah plin-plan
masalah PHK. Orang yang ngelamar jadi pejabat, stress gara-gara ga kepilih.
Padahal, duit ratusen jeti dah dia korbanin cuman buat nyalon. Nyalon doang...
Ana bukan peramal, ana bukan ahli
nujum. Ana bukan dukun apalagi tuyul. Tapi, kalo ngeliat banyak orang yang
ngerasa gagal dan merasa ga bakalan pernah sukses, lalu akhirnya jatuh dan tak
pernah bangkit lagi, satu hal yang bisa ana tarik sebagai benang merah. Yups,
banyak dari kita yang miskin motivasi. Kita ga nyadar, walaupun kita hanyalah setetes air yang hina, tapi kita
bisa mengubah dunia dengan potensi kita.
Ya, mereka miskin motivasi.
Ya, mereka ga sadar kalo mereka
punya potensi yang lebih.
Ya, mereka telah memenjarakan
potensi mereka untuk menjadi sesuatu yang luar biasa.
Ga percaya? Coba liat diri kita.
Bagi yang stress gara-gara mumet pelajaran, ngerasa bahwa dirinya adalah
sebodoh-bodohnya orang bodoh di antara semua orang yang paling bodoh, maka kita
perlu bertanya, apa yang telah kita lakukan untuk mencapai apa yang kita
inginkan? Tidak ada? Jelas apa yang kita inginkan mustahil untuk menjadi nyata!
Atau, kita sudah banyak berbuat tapi ga ada hasil? Apakah sudah maksimal? Maka,
bagi yang sudah memaksimalkan usahanya untuk meraih apa yang ia inginkan, maka
berbahagialah, karena itu adalah kesuksesan yang sesungguhnya. Jika kita belum
puas, maka Insya Allah, apa yang kita dapat, itulah yang terbaik bagi kita.
air yang lemah bisa ngubah bangunan kokoh jadi ancur lebur.. Tapi manusia yang sama-sama dari air bisa membangun kembali bangunan yang lebih hebat. wew...
Kadang, apa yang telah kita
dapatkan, itulah hasil cerminan diri kita. Kita mendapatkan sesuatu yang “wow
banget”, itu karena hasil usaha tak kenal menyerah. Walaupun banyak orang
yang mendapatkannya keliatan
gampang, tapi, kadang kita ga pernah ngeliat prosesnya. Bisa jadi, kegampangan
orang tersebut terjadi gara-gara dia udah terbiasa melakukan itu. Jadi, ga ada
yang bener-bener sempurna, ga ada yang udah hebat dari sononya. Tapi, semua
keluarbiasaan itu muncul melalui proses yang juga luar biasa. Itulah hasil dari
pengembangan potensi yang berubah menjadi kebiasaan. Ga ada orang yang
berbakat, karena kita, semua manusia, berasal dari air yang hinanya sama, dan
diberikan potensi dan otak yang sama. Otak kita, potensi kita, sama dengan
Einstein, Imam Syafi’i, Edison dan tokoh-tokoh terkenal lainnya. Tak ada
perbedaan, tak ada pengecualian. Yang berbeda, hanyalah prosesnya. Ketika
seseorang yang memiliki potensi yang sama dengan kita, menjadi ‘jenius’ dan
membiarkan potensinya sia-sia, maka ke’jeniusan’nya pasti hilang. Berbeda dengan
orang yang memiliki potensi sama, tapi terus menerus mengembangkan potensinya, maka
suatu saat nanti ia pasti akan menjadi orang-orang luar biasa yang bahkan
melebihi para jenius sebelumnya.
So, itulah kita, air yang dapat
merubah dunia. Sama-sama hina, sama-sama berpotensi. Yang berbeda hanyalah
proses untuk meraih sukses. Satu orang yang selalu mengambil pelajaran dalam
hidupnya akan memliki kesuksesan yang berbeda dengan orang yang selalu
menjadikan hidupnya hambar, berlalu tanpa hikmah. Ga percaya?
Siapa yang ga tau Thomas Alfa
Edison? Halaah, kamsupay daaah. Seseorang yang dicap idiot, tapi bisa merubah
dunia dengan potensinya. Siapa juga yang ga tau Ibnu Hajar? Mungkin, dia adalah
sebodoh-bodohnya orang bodoh di antara semua orang yang puaaaaaling bodoh. Tapi
siapa sangka, terinspirasi dari air lemah yang dapat melubangi batu yang kuat,
maka ia merubah proses suksesnya. Dan akhirnya, ia benar-benar jadi ulama yang
sukses. Dan masih ada seabreg-abreg kisah orang-orang rendahan yang akhirnya
sukses gara-gara bisa ngambil hikmah dari apa yang terjadi pada diri dan
lingkungannya. Pada akhirnya pun, mereka dapat mengalahkan orang-orang sombong
di atasnya. Bahkan, sesukses-suksesnya orang ketika ia ga ngejaga
kesuksesannya, maka ia pasti akan jatuh juga.
Jadi, siapa pun kita, mau
pelajar, pengemis, pengusaha, karyawan, sama-sama berasal dari air yang hina yang
memiliki potensi yang sama, otak yang sama dan asal yang sama. Siapa pun kita,
pasti bisa menaklukkan dunia. Jadi, sebodoh-bodohnya orang bodoh di antara
semua orang bodoh yang paling bodoh, pasti bisa sukses kalo berusaha.
So, don’t cry, don’t be shy
and don’t be galau. Nikmati aje, karena apa yang kita perbuat hari ini,
itulah kita di masa depan. Dunia masih luas bro! Masih banyak kok orang yang
lebih menderita dari kita. Jadi, kenapa kita ga mensyukuri apa yang ada? He he
he... [Al_Fatih1453]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar