Mensyukuri nikmat dan cobaan
Part II, The true stories
Waktu lagi baca-baca buku “101 kisah
inspiratif-mereka yang hebat dan tak patah semangat-“, ada satu kisah yang
nusuk bangeet ke hati ana. Kisah ini yang bener-bener berkesan di hati dan ga ilang-ilang.
Daripada cuman jadi pajangan di hati sendiri, lebih baik disebarkan. Right?
Gini nih, jadi ceritanya(ceritanya ya), seorang
mantan juara turnamen tenis Wimbledon, Arthur Ashe,
dikirimin surat sama
fansnya waktu dia lagi terinfeksi AIDS gara-gara tranfusi darah waktu dia lagi
ngobatin penyakit hatinya. Bunyi suratnya, kira-kira begini, “Mengapa Tuhan
memberikanmu penyakit seburuk ini?”
Jleb! Seketika
mata ana berhenti. Sel-sel kelabu otak ana langsung mikir. “gimana cara nih
orang buat jawab pertanyaan kayak gituan?” gitu tuh kata hati ana.
Waktu ngelanjutin
ke huruf-huruf selanjutnya, ana kaget sama jawaban Arthur Ashe. Kira-kira, gini
nih jawabannya, “Di Dunia ini ada 50 juta anak-anak yang pernah belajar tenis,
5 juta yang belajar tenis secara rutin, 500.000 belajar secara profesional,
50.000 mengikuti pertandingan tenis, 5.000 di antaranya berhasil ke Grand Slam,
50 orang berhasil ke Wimbledon, 4 sampai ke semi final, 2 berhasil ke babak
final. Ketika saya merayakan kemenangan dan memegang piala Wimbledon, saya
tidak pernah bertanya kepada Tuhan, “Mengapa saya?” dan hari ini Tuhan
menakdirkan ini, pantaskah saya bertanya kepada Tuhan, “Mengapa saya?”
Jleb! Jleb! Jleb!
Dalam hati, ana
berujar, “Gila nih orang. Orang kafir aja bisa kayak gini! Kenapa kita yang
Muslim justru sebaliknya, nganggep Allah ga adil dan ngeluh melulu kalo dikasih
cobaan..”
Ini baru non-Muslim. Harusnya kita, sebagai Muslim bisa menjadi manusia yang lebih luar
biasa dari mereka, mensyukuri semua nikmat dan cobaan yang diberikan oleh Allah SWT, karena Islam mengajarkan yang demikian.. Sepakaat?? [Al_Fatih1453]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar