Jadi penulis? Hm.. Mungkin itu adalah profesi kesekian yang akan
dipikirkan oleh seseorang. Selain butuh kemampuan menulis yang baik dan
pastinya kudu wajib musti harus rajin-rajin baca buku. Kendala lain untuk
menjadi penulis adalah gaji yang kecil. Right?
Jujur, itu memang benar. Tapi, kalo kita liat sejarah, banyak
orang yang sukses gara-gara menulis. Ada Andrea Hirata yang sukses dengan novel
tatrologi Laskar Pelangi, atau Ahmad Fuadi dengan karya Negeri 5 menaranya,
Tere Liye dengan Hafalan shalat Delisa, dan lain-lain.
Walaupun mungkin (mungkin nih ya) menjadi penulis itu bukan
cita-cita primer, akan tetapi menulis itu mempunyai segudang manfaat. Mau tau?
Ok, let’s go!
1. Menjadi
penulis itu menyenangkan
Entah karena hobby atau apa, yang jelas, orang
yang menulis dengan hati dan bukan karena “tuntutan”, pasti tulisannya akan
mengalir dan pesan yang ditujukan kepada pembaca akan tersampaikan
dengan baik. Dan itu merupakan suatu bentuk kepuasan seorang penulis, yang
tidak akan puas hanya dengan uang atau pun pujian.
2. Menulis
menjadi hiburan di waktu luang
Semua orang pasti pernah merasakan kepenatan,
bosan atau ga ada kerjaan di waktu luangnya. Pernah baca novel “Laskar
Pelangi”? yang udah pernah baca pasti tau kalo Andrea Hirata sering menuliskan
kisahnya di buku hariannya. Bukan cuman jadi tempat curhat, menuliskan
pengalaman kita juga menjadi pengisi waktu luang penghilang rasa bosan atau pun
penat setelah pulang kerja, sekolah, atau kuliah. Setelah menuliskan pengalaman
kita di buku harian, mungkin kamu juga bisa menuliskan kisahmu di blog, agar
menjadi hiburan bagi diri sendiri dan bermanfaat bagi orang lain
4. Menulis itu bermanfaat
selamanya, bahkan hingga kita mati
Benarkah demikian? Kalau menurut saya, tentu saja! Bayangkan, jika
kita memposting tulisan kita di blog, dan menyebarkan alamat blog kita di
website jejaring sosial, seminimalnya satu orang dari mereka membaca tulisan
kita. Bayangkan, jika orang tersebut mempengaruhi hidupnya dan mengambil
manfaat dari tulisan kita, maka hal itu akan menjadi pahala amal jariyah bagi
kita yang akan bermanfaat hingga akhir hayatnya. Itu jika dia hanya membaca dan
membuatnya terinspirasi. Pahala akan lebih deras mengalir ketika orang tersebut
kembali memposting ulang tulisan kita di website lain, hingga ada banyak orang
yang yang membacanya. Ini baru dari blog. Bayangkan jika tulisan kita menjadi
buku, dan ada berapa puluh, ratus, atau bahkan ribuan orang yang membaca
tulisan kita. Ga kebayang deh, berapa banyak orang yang berhasil kita pengaruhi
hidupnya dan berapa pahala yang mengalir ke dalam diri kita. Ckckck…
Itu baru 3 manfaat dari jutaan manfaat menjadi
seorang penulis. Setidaknya, jadilah penulis yang menulis di kala ada
kesempatan. Satu kata motivasi terakhir dari saya, “Menulislah untuk dakwah
Islam yang akan dikenang selamanya sebelum ruh diangkat dari jiwa kita”. Karena
tulisan akan abadi selamanya, bahkan hingga kita mati. Bahwa apa yang kita
tulis akan abadi selama data tulisan kita ga rusak, baik dalam bentuk buku,
website, atau yang lainnya. Contohnya aja karya fenomenal Ibnu Sina dalam
bidang kedokteran, “The Canon of medicine”. Bayangin, kalo Ibnu Sina egois dan
ga mau ngebagi ilmunya dalam tulisan, mungkin dunia kedokteran ga bakal
secanggih sekarang. Tul gak?
Semoga tulisan ini bermanfaat dan akan semakin baik
dari hari ke hari. Salam penulis! [Al_Fatih1453]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar