Kamis, 23 Februari 2012

Let's write!

Jadi penulis? Hm.. Mungkin itu adalah profesi kesekian yang akan dipikirkan oleh seseorang. Selain butuh kemampuan menulis yang baik dan pastinya kudu wajib musti harus rajin-rajin baca buku. Kendala  lain untuk menjadi penulis adalah gaji yang kecil. Right?
Jujur, itu memang benar. Tapi, kalo kita liat sejarah, banyak orang yang sukses gara-gara menulis. Ada Andrea Hirata yang sukses dengan novel tatrologi Laskar Pelangi, atau Ahmad Fuadi dengan karya Negeri 5 menaranya, Tere Liye dengan Hafalan shalat Delisa, dan lain-lain.
Walaupun mungkin (mungkin nih ya) menjadi penulis itu bukan cita-cita primer, akan tetapi menulis itu mempunyai segudang manfaat. Mau tau? Ok, let’s go!




1.       Menjadi penulis itu menyenangkan

Entah karena hobby atau apa, yang jelas, orang yang menulis dengan hati dan bukan karena “tuntutan”, pasti tulisannya akan mengalir dan pesan yang  ditujukan kepada pembaca akan tersampaikan dengan baik. Dan itu merupakan suatu bentuk kepuasan seorang penulis, yang tidak akan puas hanya dengan uang atau pun pujian.

2.       Menulis menjadi hiburan di waktu luang

Semua orang pasti pernah merasakan kepenatan, bosan atau ga ada kerjaan di waktu luangnya. Pernah baca novel “Laskar Pelangi”? yang udah pernah baca pasti tau kalo Andrea Hirata sering menuliskan kisahnya di buku hariannya. Bukan cuman jadi tempat curhat, menuliskan pengalaman kita juga menjadi pengisi waktu luang penghilang rasa bosan atau pun penat setelah pulang kerja, sekolah, atau kuliah. Setelah menuliskan pengalaman kita di buku harian, mungkin kamu juga bisa menuliskan kisahmu di blog, agar menjadi hiburan bagi diri sendiri dan bermanfaat bagi orang lain

4.      Menulis itu bermanfaat selamanya, bahkan hingga kita mati

Benarkah demikian? Kalau menurut saya, tentu saja! Bayangkan, jika kita memposting tulisan kita di blog, dan menyebarkan alamat blog kita di website jejaring sosial, seminimalnya satu orang dari mereka membaca tulisan kita. Bayangkan, jika orang tersebut mempengaruhi hidupnya dan mengambil manfaat dari tulisan kita, maka hal itu akan menjadi pahala amal jariyah bagi kita yang akan bermanfaat hingga akhir hayatnya. Itu jika dia hanya membaca dan membuatnya terinspirasi. Pahala akan lebih deras mengalir ketika orang tersebut kembali memposting ulang tulisan kita di website lain, hingga ada banyak orang yang yang membacanya. Ini baru dari blog. Bayangkan jika tulisan kita menjadi buku, dan ada berapa puluh, ratus, atau bahkan ribuan orang yang membaca tulisan kita. Ga kebayang deh, berapa banyak orang yang berhasil kita pengaruhi hidupnya dan berapa pahala yang mengalir ke dalam diri kita. Ckckck…


Itu baru 3 manfaat dari jutaan manfaat menjadi seorang penulis. Setidaknya, jadilah penulis yang menulis di kala ada kesempatan. Satu kata motivasi terakhir dari saya, “Menulislah untuk dakwah Islam yang akan dikenang selamanya sebelum ruh diangkat dari jiwa kita”. Karena tulisan akan abadi selamanya, bahkan hingga kita mati. Bahwa apa yang kita tulis akan abadi selama data tulisan kita ga rusak, baik dalam bentuk buku, website, atau yang lainnya. Contohnya aja karya fenomenal Ibnu Sina dalam bidang kedokteran, “The Canon of medicine”. Bayangin, kalo Ibnu Sina egois dan ga mau ngebagi ilmunya dalam tulisan, mungkin dunia kedokteran ga bakal secanggih sekarang. Tul gak?
Semoga tulisan ini bermanfaat dan akan semakin baik dari hari ke hari. Salam penulis! [Al_Fatih1453]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar